Minggu, 15 November 2009

Elit PPP Ancam Kader Pendukung Prabowo

JAKARTA - Elit Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai kebakaran jenggot dan gelisah dengan sikap sejumlah tokoh PPP dan pengurus di 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang memberikan dukungan kepada pasangan Megawati-Prabowo dengan membentuk Front Persatuan Pendukung Prabowo (FPPP). Partai berlambang Kabah tersebut segera mengeluarkan surat peringatan kepada sejumlah kader yang tidak mendukung pasangan SBY-Budiono.
Wakil Sekjen DPP PPP Muhammad Romahurmuziy menyatakan, aksi pembelotan kader sudah dibahas dalam rapat DPP. Pihaknya mengaku sudah mendapat informasi pembelotan tersebut dari media. Karena itu, pihaknya akan segera mengklarifikasi kepada yang bersangkutan. "Kami akan klarifikasi kepada yang bersangkutan. Jika nantinya terbukti, kita beri surat peringatan," kata Romahurmuziy, akhir pekan ketiga Juni lalu.
Rommy, panggilan akrab Romahurmuziy menambahkan, secara organisasi PPP solid mendukung pasangan SBY-Boediono. Karena itu, ketika ada kader yang tidak patuh maka DPP PPP harus segera mengambil tindakan. "Tak ada perubahan dukungan politik dari PPP. Kami masih komitmen mendukung SBY-Boediono. Kalau ada kader-kader PPP yang mendukung pasangan lain, akan kami bahas dalam rapat DPP," ujarnya.
Seperti diberitakan, dukungan kader PPP terpecah dalam Pilpres mendatang. Secara resmi PPP berkoalisi dengan Partai Demokrat untuk mendukung SBY-Boediono. Di sisi lain, 16 pengurus harian DPP dan 27 DPW mendirikan Front Persatuan Pendukung Prabowo (F-PPP). Bahkan, kubu Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Bachtiar Chamsyah juga bergabung dengan F-PPP.
Hal itu terlihat dari masuknya Lukman Hakim Hasibuan di struktur F-PPP. Padahal, Lukman selama ini sangat lantang bersuara agar PPP berkoalisi dengan Demokrat untuk mendukung SBY-Boediono.
Ketua F-PPP Rusdi Hanafi mengaku sudah siap dengan segala konsekuensi yang diambil DPP PPP. Hanya saja, Ketua DPP PPP ini mengingatkan bahwa F-PPP bukanlah bagian dari struktur partai. Selain itu, keterlibatan kader di F-PPP atas inisiatif pribadi bukan organisasi.
"Dukungan kami ini bersifat pribadi, tidak membawa atribut partai," ungkapnya. (Cok/net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar