Senin, 08 Februari 2010

CATATAN KHUSUS ED.49: DEMOCRAZY BUKAN DEMOKRASI

Dinamika dan etika demokrasi di negeri ini terus berkembang, lihat saja sekarang, Tikus, Kerbau, Kambing, Bebek dan Ayam pun ikut berdemo, mereka memang bukan datang dan atas kemauan sendiri, simbolisasi sebuah kecurangan dan korupsi di maknai oleh Tikus, Kerbau menggambarkan pemerintahan yang gemuk tapi lamban dalam menanggapi kebutuhan masyarakat sedang dua ekor Kambing menyimbolkan adanya pejabat negara sebagai pencuri yang pandai berkelit. Kalau Ayam dan Bebek bagaimana? Ayam dan Bebek serta pakaian dalam sebagai protes atas lambatnya penuntasan kasus Bank Century. Massa menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi lambat dan tidak jantan dalam mengusut kasus Bank Century. Ayam dan pakaian dalam itu kemudian diserahkan kepada perwakilan KPK, sebagai simbol lemahnya KPK. Kalau Merpati jelas sebagai melambangkan perdamaian
Kini simbolisasi demonstrasi dengan membawa-bawa binatang layaknya menjadi trend, Seperti kasus demo 28 Januari yang lalu, dimana dalam aksi turut serta juga seekor kerbau yang ditulis dengan cat bertuliskan huruf identik SBY dan gambar presiden kita ditaruh dibagian pantat si kerbau. Nah, hal ini yang menjadikan SBY gusar dan melontarkan keluhan soal itu, dan akhirnyapun demo dengan membawa binatang dilarang di Jakarta dengan alasan ketertiban.
Kegusaran Presiden SBY terlihat segera dalam menanggapi demonstrasi ini, dalam curhat-nya SBY mengaku tidak mempersoalkan aksi tersebut. Tanpa menganggu kebebasan demokrasi, SBY mengingatkan perlunya dijaga pranata sosial, hukum dan perilaku dalam aksi demo. "Contohnya, banyak orang yang beri masukan, Pak SBY apa cocok dengan speaker keras sekali dikatakan 'SBY maling', 'Boediono maling', 'menteri maling'," kata dia. Tidak hanya itu, bahkan ada yang membawa kerbau dalam aksinya. "SBY badannya seperti kerbau, foto diinjak-injak di berbagai daerah. Mari kita bahas dengan pikiran jernih karena dunia melihat," tutur SBY. Inikah buah dari dari sebuah proses Reformasi? Apakah harus dengan cara melakukan aksi demo untuk mengemukakan pendapat ? Buat apa kita punya perwakilan kita di DPR ? tambah SBY lagi.
Tidak sedikit pula yang menganggap SBY terlalu berlebihan dalam menyikapi hal ini. Tapi bagaimana dengan mempersonifikasikan seseorang dengan binatang? Apakah juga tidak berlebihan? Kritik sah-sah saja, membawa binatang sebagai simbol juga sebenarnya dalam pandangan seseorang tidak masalah asal tidak berlebihan. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, juga harus bijaksana..kalau personifikasi binatang ini berlebihan, nanti malah kita yang berdosa karena bertendensi menghina orang lain, dengan menyamakan dengan binatang, seburuk apapun orang yang dituju. Demonstrasi macam begini biasanya simbol ketidakpuasan atau kekecewaan pada suatu keadaan atau sistem. Tinggal lagi kepada yang berdemo dan didemo dapat meletakkan etika sebagai pijakan dan batasan, sehingga tidak menjadi sesuatu yang kebablasan atau “democrazy”. (Rico Pasaribu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar