Senin, 08 Februari 2010

CATATAN KHUSUS ED.45: Kemiskinan dan Fasilitas Pejabat, Sebuah Ironi

Lag-lagi kita terhenyak dengan informasi yan beredar, kendaraan dinas menteri dan pejabat negara diganti dengan Toyota Crown Royal Saloon 3000cc mobil senilai rp 1,3 miliar per unitnya, dengan anggaran sekitar Rp 106 miliar hm, lagi kemewahan yang tersajikan kehadapan kita ditengah jerit tangis kemiskinan yang merebak di pelosok negeri ini. Pemerintah seakan tidak berempati dengan kondisi sosial yang ada, mana? program penghematan yang pernah dicanangkan itu, diawal pemerintahan SBY pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid satu SBY bahkan pernah menginstruksikan jajarannya pemerintahan untuk melakukan penghematan tapi lambat laun kini sirna, kembali kita melihat bagaimana lampu di gedung pemerintahan pada siang hari yang dibiarkan tetap menyala, penggunaan AC yang berlebihan dan sebagainya yang intinya pemborosan uang negara alias uang rakyat.
Kini dengan anggaran sekitar Rp 106 miliar, para menteri dan pejabat negara dimewahkan dengan kendaraan dinas, mobil senilai rp 1,3 miliar per unitnya, yang menjadi pertanyaan mobil seharga ini, pantaskah diberikah dengan kondisi negara yang nota bene masih ”negara berkembang” alias miskin bila dibandingkan dengan negara lain yang lebih makmur seperti Malaysia saja Pejabatnya menggunakan sedan bermerek Proton Chancellor seharga Rp 383 juta, Jepang menggunakan Lexus LS 600hl seharga Rp 692 juta. Yang mencengangkan negara sekelas Inggris saja pejabatnya hanya menggunakan Toyota Prius senilai Rp 197 juta!
Banggakah para pejabat itu menggunakan mobil mewah sementara dipelosok negeri ini banyak rakyat masih memakan nasi aking (daur ulang) bahkan sehari makan bisa besok puasa? Banggakah mereka ketika dengan segala kemewahan yang didapatkan sementara banyak anak-anak bangsa kita, yang putus sekolah berubah menjadi anjal, gepeng, pengamen dan preman di perempatan lampu merah atau di angkutan umum??
Banggakah pejabat itu naik mobil mewah, sementara atlet tak kunjung berprestasi karena ketiadaan biaya dan perhatian yang memadai dari pemerintah??.
Kini mereka telah menikmati fasilitas itu ditengah kecaman dan kritik pedas sebagian dari mereka ada risih (mungkin masih punya hati) lalu mengembalikannya, minimal berniat , sebagian besar lagi seakan tak bergeming seakan apa yang mereka dapatkan merupakan sebuah kewajaran sebagai petinggi negeri antah berantah ini. He he.
Kata para komentator kalau di konvensikan Rp 106 miliar itu dapat menyekolahkan gratis sekitar 230 ribu siswa, belum lagi seakan melanggar aturannya sendiri, pada PERMENKEU Nomor 64/PMK.02/2008 yang mengatur tentang Standar Biaya Umum Anggaran 2009 itu, dinyatakan bahwa pengadaan mobil dinas pejabat setandar tertingginya adalah Rp 400 juta. Apa kata Menteri Sekretariat Negara, Sudi Silalahi selaku kuasa pengguna anggaran, hal ini tidak melanggar aturan karena sudah di setujui DPR pada APBN-Perubahan 2009.
Apapun alasannya, ini adalah sebuah ironi, kemewahan ditengah lautan kemiskinan negeri ini, mereka seharusnya lebih mengedepan empati, rasa dan moralitas, belum jua genap 100 hari kerja, belum jua mereka memperlihatkan kinerja, mereka sudah dimewahkan! Ini kontraproduktif bahkan dapat membuat mereka terlena. Mari kita lihat1, apa mereka tetap tak bergeming? Bila tidak masih pantaskah Pemerintahan yang berkuasa ini dipilih kembali di masa yang akan datang ?? Wallahu alam. (Citta Shahati,Dra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar