Senin, 08 Februari 2010

"Propam"-kan Susno, Mabes Polri Dinilai Arogan

JAKARTA — Indonesia Police Watch (IPW) mengecam langkah yang diambil Mabes Polri untuk memeriksa Komisaris Jenderal (Pol) Susno Duadji pasca-kesaksian Susno di sidang Antasari Azhar pertengahan pekan lalu. Langkah itu, dianggap IPW berlebihan dan bahkan terkesan mengikuti gaya penguasa di rezim Orde Baru.
"Mabes Polri telah bertindak dan bersikap arogan, otoriter, dengan gaya orde baru. Padahal ini kasus kecil," cetus Ketua IPW Neta S Pane ketika dihubungi wartawan, Sabtu (9/1/2010) lalu, menanggapi pertanyaan pembentukan tim oleh Polri.
Neta mengatakan, tindakan Susno menghadiri sidang dengan pakaian dinas saat jam dinas dan tanpa izin Kepala Polri merupakan masalah kecil yang seharusnya tidak dibawa ke Propam. "Dipanggil saja sama pimpinan (Kapolri). Ditanyakan masalahnya apa. Selesai sudah," ucapnya.
"Susno itu hadir ke sidang secara pribadi. Ia harus patuhi KUHP jika diundang pengadilan. Ada sanksi pidananya jika tidak hadir. Lagi pula, kehadiran Susno juga tak mengganggu pekerjaan. Dia kan tidak ada pekerjaan. Itu alasan yang dicari-cari aja," kata Neta.
Pihak Polri berpendapat, pembentukan tim pemeriksa untuk menegakkan disiplin di internal. Kehadiran Susno di pengadilan yang tanpa izin dari Kepala Polri telah melanggar disiplin. "Indikasinya kita lihat lebih banyak ke pelanggaran disiplin," ucap Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Irjen (Pol) Oegroseno di Mabes Polri, Jumat (8/1/2010).
Hal sama dikatakan Kepala Polri Jendral Pol Bambang Hendarso Danuri bahwa semua anggota Polri harus menaati peraturan yang ada. "Semua tindakan yang dilakukan seluruh anggota Polri dari pangkat tertinggi hingga terendah harus ikut aturan yang ada," ungkapnya.
Marah dengan Kapolri
Sementara itu, Komjen Susno Duadji membantah dirinya tengah bersitegang dengan Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. Namun, jenderal bintang tiga ini memang mengaku sempat marah kepada Kapolri ketika pemutasian dirinya diumumkan kepada khalayak ramai melalui media massa.
"Kok seolah-olah dipertontonkan. Ini kan aneh. Padahal, informasi mutasi di Mabes Polri tidak disebarluaskan," kata Susno, Jumat (8/1/2010). Ditambahkan Susno, masalah ini kini telah selesai. Susno memang sempat mengutarakan hal ini ke Kapolri. Saat itu Kapolri meminta maaf dan mengakui adanya kekhilafan.
Seperti diberitakan, Kapolri mengganti posisi Kepala Bareskrim dari Komisaris Jenderal Susno Suadji kepada Inspektur Jenderal Ito Sumardi pada tanggal 24 November silam. Susno sendiri saat ini menjadi perwira tinggi non-job.
Susno mengatakan, dirinya mendukung Kapolri sepenuhnya. Bahkan, mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat ini menyebut dirinya sebagai perwira tinggi yang sangat setia kepada Kapolri. "Jangankan pasang badan, nyawa pun bisa saya korbankan," ujar Susno. (Johnner)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar